

dengan Pembelajaran Matematika
ARTIKEL
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Teknologi Informasi
yang diampu oleh Dr. H. Hudiana, MS.
Hubungan Teknologi Informasi dengan Pembelajaran Matematika
Kemajuan
Teknologi Informasi dan Komunikasi telah mendorong terjadinya banyak perubahan,
termasuk dalam bidang pendidikan yang melahirkan konsep e-learning. Peserta
didik dalam belajar matematika tidak hanya bergantung pada sejumlah hal yang
diajarkan, tetapi juga bergantung pada cara mendapatkan pengetahuan itu sendiri,
atau cara peserta didik itu belajar. Proses pembelajaran merupakan hasil
sinergi dari tiga komponen utama pembelajaran, yaitu peserta didik, kompetensi
guru, dan fasilitas pembelajaran. Ketiga prasyarat tersebut pada akhirnya
bermuara pada proses pembelajaran.
Salah
satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah adalah matematika. Matematika
termasuk mata pelajaran wajib yang diajarkan pada setiap tingkatan
sekolah/jenjang pendidikan formal. Matematika adalah ratunya ilmu, tak ada
satupun mata pelajaran yang tidak mengunakan matematika, beberapa mata
pelajaran bahkan sangat tergantung kepadanya.
Ruseffendi
(1997: 226-227) mengatakan bahwa setiap
konsep abstrak dalam matematika yang harus dipahami anak, perlu diberikan
penguatan supaya mengendap, melekat dan tahan lama tertanam ... tidak hanya
hafalan atau mengingat-ngingat fakta saja, yang tentunya akan mudah dilupakan
dan sulit dimiliki. Seperti ungkapan “Saya
mendengar, maka saya lupa; Saya
melihat, maka saya tahu; Saya
berbuat, maka saya mengerti”
Pembelajaran matematika
akan lebih bermakna dan menarik bagi siswa jika guru dapat menghadirkan
masalah-masalah kontekstual dan realistik, yaitu masalah-masalah yang sudah
dikenal, dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Sekalipun matematika sudah
kontekstual, namun masih dianggap siswa sebagai mata pelajaran yang tidak
menyenangkan atau sulit untuk dipahami. Dibutuhkan sebuah metode pembelajaran
yang membuat matematika menjadi ilmu yang disenangi dan mudah dipahami. Selain
penggunaan metode yang tepat juga diperlukan pengembangan pada media pembelajaranya.
Sanaky
(2009: 6-7, dalam Sundayana 2013: 9) menyebut bahwa media pembelajaran
merangsang siswa untuk belajar dengan cara :
1. Mengahadirkan
objek sebenarnya.
2. Membuat
duplikasi dari objek sebenarnya.
3. Membuat
konsep abstrak ke konsep konkrit.
4. Memberi
kesamaan persepsi.
5. Mengatasi
hambatan waktu, tempat, jumlah dan jarak.
6. Menyajikan
ulang informasi secara konsisten.
7. Memberi
suasana belajar yang tidak tertekan, santai dan menarik sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran.
Dengan
masuknya teknologi informasi khususnya komputer telah banyak merubah tatanan
dan peran pendidikan. Sebagai contoh dahulunya guru merupakan sumber informasi
yang utama bagi siswa dengan hadirnya komputer melalui jaringan internet telah
membuat guru bukanlah satu-satunya sumber informasitapi infomasi dapat diakses
dari komputer melalui jaringan internetnya, proses belajar mengajar yang
disampaikan secara klasikal dengan metode ceramahyang membosankan tapi dengan
hadirnya teknologi komputer menyebabkan pembelajarandapat dilakukan secara
individualdan menyenangkan. Masih banyak lagi hal yang mengalami perubahan
mendasar dengan hadirnya teknologi komputer ini.
Masuknya
komputer dalam proses belajar, melahirkan suasana yang menyenangkan karena
peserta didik dapat mengendalikan kecepatan belajar sesuai dengan kemampuannya.
Lalu gambar dan suara yang muncul membuat anak tidak cepat bosan, sebaliknya
justru merangsang untuk mengetahui lebih jauh lagi. Dengan desain program
pembelajaran yang menarik diharapkan siswa menjadi tekun, sehingga diharapkan
menjadi lebih unggul di bidangnya, lebih cerdas, lebih kreatif, dan lebih mampu
melihat persoalan dari segi lain, kini dan masa datang.
Kemajuan
Teknologi Informasi dan Komunikasi telah mendorong terjadinya banyak perubahan
dalam pengembangan media pembelajaran diantaranya konsep e-learning. Peserta
didik dalam belajar matematika tidak hanya bergantung pada pengetahuan yang
diajarkan, tetapi juga bergantung pada proses pengetahuan tersebut diajarkan,
atau cara peserta didik itu belajar. Proses pembelajaran merupakan hasil
sinergi dari tiga komponen utama pembelajaran, yaitu peserta didik, kompetensi
guru, dan fasilitas pembelajaran. Ketiga prasyarat tersebut pada akhirnya
bermuara pada proses dan model pembelajaran.
Pembelajaran
matematika harus dikemas semenarik mungkin, teknologi informasi atau media
computer, tentunya menjadi alternative wajib yang harus dikuasai oleh para
calon guru matematika, sehingga dalam pembelajarannya tidak terkesan monoton
dan membosankan.
A. TIK dan Pembelajaran Matematika
Pemahaman
mengenai teknologi dalam konteks pembelajaran di kelas adalah sebagai alat atau
sarana yang digunakan untuk melakukan perbaikan/ penyempurnaan kegiatan
pembelajaran sehingga para siswa menjadi lebih otonom dan
kritis dalam menghadapi masalah,
yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan hasil kegiatan belajar siswa .
Tujuan utama
penggunaan teknologi ini adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas,
transparansi, dan akuntabilitas pembelajaran. TIK yang digunakan untuk
menyampaikan materi pembelajaran dapat berupa komputer, LAN (local area network), WAN (wide area network),
internet, intranet, satelit, TV, CD ROM, dan sebagainya. Hasil akhir yang
diharapkan adalah peningkatan motivasi, prestasi dan kecakapan akademik peserta
didik serta pengurangan biaya, waktu, dan tenaga untuk proses pembelajaran.
Bagian pokok
computer yaitu hardware dan
software. Hardware atau perangkat
keras adalah segala sesuatu peralatan teknologi yang berupa fisik. Cirinya yang
paling mudah adalah terlihat dan bisa disentuh. Sedangkan software atau perangkat
lunak adalah sistem yang dapat menjalankan atau yang berjalan dalam perangkat
keras tersebut. Software dapat
berupa operating system (OS),
aplikasi, ataupun konten.
Terjadi pergeseran
dalam proses pembelajaran yaitu: dari ‘ruang kelas’ ke ‘di mana saja’, dari
‘waktu siklus’ ke ‘waktu nyata’, dari ‘kertas’ ke ‘on line’, dan dari
‘fasilitas fisik’ ke ‘fasilitas jaringan kerja’. Interaksi antara guru dan
siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka, tetapi dapat juga
dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, sms, dan
e-mail. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan
siswa. Demikian pula, siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas
dari berbagai sumber melalui
Informasi yang
diwakilkan oleh komputer yang terhubung dengan internet sebagai media utamanya
mampu memberikan kontribusi yang demikian besar bagi proses pendidikan.
Teknologi interaktif ini memberikan katalis bagi terjadinya perubahan mendasar
terhadap peran guru: dari informasi ke transformasi.
Sebagai
seorang professional, guru memiliki lima tugas pokok, yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi hasil pembelajaran, menindaklanjuti
hasil pembelajaran, serta melakukan bimbingan dan konseling. TIK tentunya dapat
berperan pada kelima tugas pokok tersebut. Dalam pembelajaran matematika yang
paling penting ditekankan adalah ketrampilan dalam proses berpikir. Siswa
dilatih untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, dan konsisten. Untuk membantu dalam proses berpikir tersebut,
gambar dan atau animasi dapat digunakan.
TIK dapat
berperan di sini. Dalam perencanaan pembelajaran guru dapat memperkaya materi
yang akan disampaikan dengan mengambil beberapa contoh kontekstual yang ada di
dunia maya dengan bantuan internet. Pada saat pelaksanaan pembelajaran,
komputer dapat digunakan sebagai media. Pembelajaran matematika yang selama ini
dianggap sangat ‘menakutkan’ tidak perlu terjadi karena prosesnya diberikan
secara menarik dan menyenangkan oleh guru mata pelajaran tersebut.
B. Integrasi TIK – Pembelajaran
Matematika
Dengan TIK
dapat diciptakan lingkungan belajar yang inovatif, sehingga merangsang peserta
didik untuk berpikir dan berkreasi untuk memecahkan masalah. Kaitannya dengan
pembelajaran matematika, guru (calon guru) hendaknya dapat menguasai perangkat
lunak yang mendukung bidang matematika seperti MS Word, MS PowerPoint, MS Exel
atau program aplikasi lainnya. Hal ini dimaksudkan para pendidik matematika
dapat menyiapkan sendiri bahan pembelajaran berbasis komputer.
.
C. Manfaat pembelajaran matematika dengan
TIK
- Pembelajaran matematika berbasis TIK lebih inovatif
Paradigma pembelajaran matematika yang
terbiasa dengan angka, rumus, PR, dan latihan soal yang menjemukan tentu harus
diubah menjadi pembelajaran matematika membuat fun dan enjoy. Hal ini bisa
dilakukan dengan menggunakan multimedia dalam menyampaikan materi yang
diselingi berbagai hal unik dari media yang ada. Sebagai contohnya adalah
ketika kita ingin menjelaskan materi tentang peluang. Dengan bantuan laptop dan
LCD kita bisa menampilkan intermezzo gambar tiga kaos dan dua celana dengan
warna yang berbeda dan siswa bisa diajak berpikir tentang berapa kombinasi yang
mungkin untuk memakai kostum tersebut. Jadi dengan adanya teknologi
pembelajaran matematika lebih inovatif dan membuat siswa mampu memanifestasikan
dalam dunia real yang tak terbatas pada symbol matematika semata.
- Pembelajaran audio visual lebih efektif
Matematika yang didominasi dengan
angka, rumus, bagan, dan grafik sering membuat siswa sulit menerima materi yang
disampaikan guru. Tetapi hal ini bisa disiasati jika guru mampu memberi warna
yang berbeda dalam penyampainnya, baik sajian audio maupun visualnya. Disinilah
peran kecanggihan teknologi yang dapat membantu pembelajaran matematika lebih
cepat dipahami oleh siswa. Hal ini bisa diterapkan di kelas untuk menjelaskan
materi disertai gambar atau grafik yang bisa dibuat secara langsung lewat
program tertentu diiringi sound atau musik yang bisa bermanfaat bagi siwa dalam
menyerap materi yang disampaikan.
- Siswa lebih tertarik
Pembelajaran matematika dengan bantuan
TIK akan membuat siswa lebih tertarik dalam mendalami materi maupun hal-hal
lain terkait dengan materi yang dimpaikan. Para siswa tentu tidak akan jenuh
dengan buku sumber dari guru semata, tetapi bisa menggali secara luas dari
media internet. Dimana kita tahu bahwa di internet tentunya memberikan
berjuta-juta informasi tentang matematika serta aplikasinya dalam berbagai
bidang kehidupan baik agama, social, ekonomi, politik, budaya, dan lain
sebagainya.
- Matematika tidak terkesan menjenuhkan
Penggunaan TIK sebagai media
pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian materi pembelajaran, tetapi
sebagai alat bantu untuk memudahkan sejumlah pekerjaan yang menggunakan
matematika dalam menyelesaikan permasalahannya. Banyak program komputer yang
bisa menunjang proses pembelajaran matematika seperti :
a. SPSS untuk memudahkan dalam statistika,
b. Mathlab dalam pembuatan grafik
trigonometri, maupun program lain yang berkaitan dengan materi matematika.
c. Sage yang merupakan singkatan dari
System for Algebra and Geometry Experimentation. Ini merupakan salah satu
software yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan matematika, terutama
dalam hal aljabar, kombinatorik, matematika numerik, teori bilangan, dan
kalkulus,
d. Magma, dikembangkan oleh Computational
Algebra Group, School of Mathematics anda Statistics dan University of Sydney.
Ini adalah program komputer yang dirancang untuk memecahkan masalah dalam
aljabar, teori bilangan, geometri dan kombinatorik.
e. SpeQ Mathematics, salah satu software
aplikasi Matematika yang cukup lama. Dikembangkan oleh Jos de Jong dan dapat
dijalankan pada OS Windows 7, XP dan Vista. SpeQ Mathematics ini
mendukung hampir semua jenis perhitungan matematika seperti fungsi, konstanta,
maupun unit. Beberapa fitur utamanya adalah Kalkulasi ekspresi dengan perhitungan
aritmatika, logika, kondisional, serta operasi bitwise. Ditambah lebih dari 60
aritmatika, fungsi analisis, hiperbola, bilangan kompleks, integral,
probabilitas, logika, sistem bilangan, statistika, maupun trigonometri.
g. Math Quiz Creator
h. GeoGebra adalah software matematika
dinamis yang menggabungkan geometri, aljabar, dan kalkulus.
i. Software rumus matematika.
j. Millies's Math House.
k. Mari Belajar Plus Minus (berhitung).
l. Dan lai-lain
Program latihan dan praktik bisa
digunakan dalam pembelajaran di kelas. Program ini menyajikan masalah, dan
siswa merespons dengan cara memilih di antara respons-respons yang tersedia.
Program latihan dan praktik ini digunakan dalam pembelajaran dengan asumsi
bahwa suatu konsep, aturan atau kaidah atau prosedur telah diajarkan kepada
siswa. Program ini menuntun siswa dengan serangkaian contoh untuk meningkatkan
kemahiran menggunakan keterampilan, namun harus disesuaikan dengan tingkat
kemampuan siswa dan kebutuhan pembelajaran. Program latihan dan praktik ini
dapat digunakan secara berulang-ulang demi untuk pengembangan keterampilan,
mengingat atau menghafal fakta. Hal semacam ini yang dapat memberikan penguatan
(reinforcement) kepada siswa secara konstan sehingga pembelajaran menjadi lebih
bermakna.
- Menguji kreatifitas guru dalam pembelajaran matematika
Manfaat terpenting yang diperoleh dari
pembelajaran matematika berbasis TIK adalah para guru matematika akan semakin
kreatif dalam mengemas dan menyajikan matematika menjadi sesuatu hal yang
menyenangkan bagi para siswanya. Dan hal inilah yang menjadi PR besar bagi kita
selaku mahasiswa pendidikan matematika untuk memulai menekuninya dengan high
spirit agar kelak memiliki soft skill dalam pembelajan matematika.
D.
Kelebihan/keuntungan
dan Kelemahan penggunaan TIK
Berikut ini adalah beberapa keuntungan
pembelajaran matematika berbasis TIK yang dapat diperoleh bagi tenaga
pengajar :
- Mendorong pengajar mengakses sumber-sumber pelajaran yang up-to-date, memungkinkan pengajar mengkomunikasikan gagasan-gagasannya dalam cakupan wilayah yang lebih luas.
- Para pengajar matematika dapat menyiapkan sendiri bahan pembelajaran berbasis komputer
- Pengajar dapat meningkatkan minat siswa terhadap matematika sehingga dapat meningkatkan daya matematika mereka.
- Pembelajaran dengan menggunakan media komputer dapat memudahkan guru dalam penyampaian pelajaran
- Dengan bantuan beberapa perangkat lunak beberapa konsep matematika diterangkan dan bukti-bukti matematika dapat disajikan dengan lebih menarik.
Berikut ini adalah beberapa keuntungan
pembelajaran matematika berbasis TIK yang dapat diperoleh bagi peserta didik
:
- Membangun interaksi ketika peserta didik melakukan diskusi secara on line khususnya dalam pelajaran matematika.
- Peserta didik dapat mengulang materi pelajaran yang sulit berkali-kali, sampai pemahaman diperoleh.
- Peserta didik dapat belajar lebih inovatif dan kreatif.
- Mendorong peserta didik untuk bertanggung jawab terhadap belajarnya dan membangun self-knowledge dan self-confidence.
- Dapat membantu peserta didik untuk lebih memahami konsep matematika.
- Meningkatkan motivasi peserta didik terhadap pelajaran matematika serta dapat meningkatkan efektivitas pendidikan dengan penyeleseian persoalan yang cepat dan akurat
Kelemahan
pembelajaran matematika berbasis TIK adalah:
- Kurangnya pemahaman/pengetahuan guru tentang TIK akan mempersulit pembuatan media pembelajaran berbasis TIK.
- Butuh keahlian khusus agar dapat menggoprasikankannya.
- Software-software yang mendukung pelajaran matematika belum memadai.
- Masih kurang sarana dan prasarana yang mendukung sehingga tidak semuanya dapat diterapkan.
- Komputer cendrung mengisolasi.
- Komputer cendrung membuat orang fasif secara fisik.
Kita memerlukan SDM yang menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik dengan dukungan dan pemahaman tentang
TIK yang memadai. Demikian halnya diperlukan pendidik matematika yang mampu
memanfaatkan TIK pada pembelajarannya untuk menunjang tercapainya daya
matematika bagi peserta didik. Dapat dimanfaatkan oleh guru matematika sebagai
media pembelajaran untuk menyusun/memetakan konsep pembelajaran selama satu
tahun yang akan diajarkan kepada siswa sehingga pembelajaran menjadi menarik
dan mudah dipahami siswa. Memberikan satu alternatif pemecahan masalah
kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Ruseffendi, E.T. (1997). Pendidikan
Matematika 3, modul 1-5. Jakarta : Universitas Terbuka.
Sundayana, Rostina. (2013). Media
Pembelajaran Matematika. Cetakan pertama. Bandung : Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar